Tidak seperti Siang pada umumnya, hari hanya aku
habiskan untuk membiarkan punggungku berdekapan dengan kasur diiringi dengan
aliran cairan hati yang keluar melalui dua bola mata yang sehari hari hanya aku
gunakan untuk melihat dunia melalui layar ponselku.
Aku sedang berada di titik dimana jiwa hanya
bisa berteriak memaki hati, yang tak bisa menerima luka yang disebabkan oleh Senja
yang kini telah hilang direbut Malam.
⸙⸎⸙
Senja,
Kau tidak lagi sehangat dulu, dulu kau selalu
memintaku untuk menemuimu, saling bercengkrama penuh suka dan tawa, sambil
meminum segelas jus Alpukat tanpa susu diteras kontrakanmu.
Kau tidak lagi sejingga dulu, yang selalu
mewarnaiku dengan tatapan bola mata indah dan pupil besar hitam pekat, yang
serta merta menampakkan wajahku disana setiap kali aku menatapmu.
Kau tidak lagi menyapaku, dengan bibir tipismu yang
dihiasi oleh lipstik merah jambu yang biasa kau pakai.
Dimana kau sekarang...? apakah terangku kini
tak lagi cukup untuk membuatmu nyaman berada disisiku...? apakah sinarku tidak
cukup cepat untuk mengeringkan bajumu dikala basah...? atau warnaku tak
terlihat olehmu meski telah aku buat ia lebih terang...? atau barangkali kau
memang masih tidak mampu untuk melupakan Malammu dan masih ingin terus bersama
gelapnya...?
⸙⸎⸙
Malam,
Aku sadari
kini Senja telah kembali kepangkuanmu, dimana kau bisa menemaninya bersama
dengan bintang-bintang yang dulu pernah kalian rangkai bersama. Kau telah
mendapatkan apa yang telah kau harapkan, setelah sekian lama kau meninggalkannya
dengan rasa sakit yang dulu pernah kau berikan padanya, dan aku sebagai tempat
dimana harus menyembuhkan duka Senja, dengan harapan bisa terus merawatnya dan bahagia
mengalir ditiap helai benang merah sejarah hidup.
Akan tetapi,
Senja telah memilihmu untuk memulai benang merah itu, Senja ingin memperbaiki
bintang-bintang berantakan itu bersamamu tanpa ada aku disana. terang sinarku
tak akan lagi pernah menggapainya, meski aku harus kehabisan api dalam inti
perutku.
Jangan pernah
kau hancurkan bintang-bintang itu lagi dan membiarkan aku mengambil alih, aku
sudah lelah dengan kisah ini, kisah dimana aku harus terpojokkan untuk yang kesekian
kalinya, bantulah Senja untuk merangkainya kembali agar senyum bibirnya
terpancar, sehingga aku dapat merasakannya kembali walau tidak aku miliki
Kini aku
telah damai bersama sepi unggun yang menemani, di bawah palung kehidupan yang
penuh kisah berakhir duka pilu membonyoki hati, aku sudah tak peduli lagi Senja
kembali atau datangnya sang pengganti.