Sabtu, 17 Agustus 2019

ARANSEMEN MELISMA


ARANSEMEN MELISMA

⸙⸎⸙

            Sejuk hawa suguhan semesta menusuk paruh jiwa yang hina dan dihinakan, oleh rasa muda yang menggelora, di balik tabir luka penuh cengkraman basah rintikan nestapa. Kusambut duka dengan rapuhnya jiwa, berbagi rasa dengan sukma, sambil mendengarkan curhatan mereka dan menulisnya di layar media.

⸙⸎⸙

Pagi ini aku duduk di depan teras kelas madrasah, mengamati anak-anak remaja putih abu-abu yang satu persatu memasuki pintu gerbang, seakan para pemburu yang siap menangkap dan membawa pulang buruannya. sesambil jemari tetap asik memainkan tiap tombol keyboard yang tersedia di Laptopku, ditemani oleh secangkir air Tuhan tanpa gula berwarna gelap keruh lagi pahit. Entah sabda hati macam apa lagi yang akan aku tulis dibawah cahaya surya mungil ini, yang pasti ini akan berhubungan dengan gejolak sukma pemuda berumur dua puluhan pada umumnya, Cinta.
Aku akan memberikan beberapa hal tentang c.i.n.t.a, dibalik tabir pengalaman bercintaku yang penuh duka, lara, penyesalan, trauma, treadmill hedonis, juga paradox. Jikalau ada yang bertanya kepadaku "apa itu cinta...?" atau "apa devinisi cinta menurutmu...?" aku hanya akan menjawab "angel".
Angel di sini bukan bermakna malaikat, melainkan sudut pandang. Ya... cinta itu persoalan sudut pandang, entah kau melihatnya dari depan, belakang, samping kanan maupun kiri. Semua orang memiliki posisi masing-masing dalam menikmati cinta dan kasih sayang, sesuai dengan kapasitas hati dan diri masing-masing. Sama seperti seseorang yang sedang  meminum kopi, ada yang suka tanpa gula dan hanya menyisakan pahit, dan ada pula yang lebih suka diberi gula.
Hal yang tak bisa terlepas dari hati seorang insan ialah kondisi, posisi, dan porsi. Tiga hal ini sangat menentukan sikap seseorang kala bercumbu dengan cinta. Kala dalam kondisi yang mantap dan porsi yang pas, posisi bisa saja berkata lain dan membuahkan luka di detik akhir skenario pementasan moment bercinta. Ketiganya harus saling memahami dan selalu mendukung satu sama lain, sehingga terciptalah pribadi yang tak mudah menyalahkan pribadi yang lain.
Dari beberapa moment percintaan yang sudah menjadi lini masa sejarah hidupku, banyak hal yang dapat diamati dan menjadi kunci pembuka pintu gerbang kehidupan berikutnya. Menjadi sebuah pembelajaran yang berharga agar dapat memberi harga yang lebih mantap kepada konsumen cinta berikutnya.
Memahami diri sendiri adalah tonggak utama dalam kehidupan 'bercinta, karna tak ada seorang pun yang dapat memahami, apa lagi mengubah orang lain, tidak ada.

⸙⸎⸙

            Surga akhir tujuan harap makhluk berakal semesta, tapi surga yang seperti apa …? Semua insan memiliki surganya masing-masing. Vodka surga, sabu surga, kretek surga, wanita pun surga. Semua tergantung hati yang menafsirkan.
Begitu pula dengan perasaan, penuh tanda tanya dan kebingungan dalam menerjemahkan rasa, bahkan sang pemilik rasa pun tak mengerti apa yang ia rasakan, membingunkan bukan...?
            Tapi begitulah hati manusia mudah sekali berasumsi mudah pula dikhianati, dan masih banyak lagi hal-hal yang membingungkan tentang rasa.
            Untuk memahami rasa saja begitu banyak halang rintang, apalagi menyatukan dua senyawa yang berbeda, itulah yang membuatku bingung dengan mereka yang bisa saja bertahan dengan rasa yang berbeda.
Haha... mungkin itu karna aku yang tak pernah seperti mereka, kisahku begitu memilukan, sayap ku tidak akan pernah membawaku sampai ke derajat kebahagiaan mereka, cukup hayal yang dianggap iri ini saja lah yang kini kucumbui.

⸙⸎⸙

            Di bawah bayang mentari, semesta memberi arti, bahwa hati bukan milik jasad lagi, tapi milikmu wahai penjaga mimpi
            Tatap mata kini tak terkendali, seakan isyarat bahwa ujung pandang inilah yang paling menjerat hati, wahai makhluk Tuhan yang kini aku pandangi, selamat pagi...

            Ingin ku sampaikan sajak ini pada dia yang mungkin akan menjadi milikku nanti, hayalnya seperti ini, tak tau bagai mana semesta menanggapi, insan hanya mampu panjatkan mimpi, tanpa harus menanti jawaban yang pasti, bisa jadi hanya sekedar isak tangis yang akan menjadi diksi terakhir dalam perjalanan hayal mimpi.
            Dari sekian luka yang menimpa, aku belajar bahwa wanita, tak selamanya benar, tak selamanya wanita bisa menjadi yang harus selalu dibenarkan, karna wanita bisa saja sejahat pria, mempermainkan hati seenak jidatnya. Aku bukannya meremehkan wanita tapi itu lah yang kurasakan adanya.
            Aku adalah seorang pria yang berangkat dari sifat tertutup, aku tak suka dicampuri urusanku dan aku pun tak terlalu ingin tau urusan mereka, aku tak mau menyapa orang terlebih dahulu sebelum dia yang menyapaku, aku tak mau bila harus pergi ketempat yang ramai dan menganggu pendengaran dan pencuimanku. Tapi itu dulu.
            Setelah aku patah hati, mulai situlah aku berubah tak seperti dulu lagi. Aku berusaha untuk menutupi rasa ini, rasa yang dia buat hancur dan berapi-api, aku mulai melangkahkan kaki, menuju pribadi yang tak tau diri, bercanda kesana kemari, membuat lelucon yang mengundang amarah dan dengki, memanjangkan dan mewarnai rambut, dan masih banyak lagi. Dalam fikirku yang terpenting hanya satu, Bebas.
            Aku akan melakukan apapun yang aku mau asalkan aku bisa melupakan masa lalu, dan agar kau melihatku. Coba kau lirik aku seberapa hancurnya penampilanku, sudah kasihankan kau kepadaku…? Oh… pasti belum…! Akan ku buat seluruh hidupku menjadi terpacu kesatu arah tuju, Hancur.

⸙⸎⸙

Bodoh,
            Ternyata seberapa jauh pun aku menghancurkan penampilan dan perasaanku, tetap saja kau tak akan pernah melirikku. Hal terbodoh dan tak bermanfaatnya perlakuanku pada diriku. Pintaku agar semesta mendukungku dan membuatmu berpaling kearahku, tak sampai-sampai dan hanya terdiam kaku.
            Pada akhirnya aku kembali kerumhaku yang dulu, senang menyendiri dan tak mau tau urusan orang lain. Urusanku saja tidak pernah ku urusi apalagi urusan mereka yang hanya menghasilkan kotoran tai, bangsat lah…
            Ponsel dan bukulah satu-satunya harapku agar mereka bisa menemaniku disetiap luka pilu, tanpa harus menunggu hal yang tak perlu seperti masalu.

 Brreeeettt…!

            Ku lihat ponselku ternyata sudah ada pesan yang menunggu.

Feb, nongki kuy…!

Tanpa pikir panjang kubalas dengan tegas,

GASS….!

            Entah mengapa hatiku seakan kosong dan perlu tuk diisi dan dipenuhi, sampai-sampai aku tak tau diri dan menanggapi pesan itu tanpa berpikir lagi. Setelah ku menuju tempat yang dijanjikan, Kutemukan beberpa teman sebayaku yang sudah menunggu. Memesan kopi dan beberapa makanan kecil sambil menghabisi tiap tembakau yang kami isap sendiri, tak sadar asbak kami sudah dipenuhi dengan banyak cerita dan senda gurau penuh makna, tak sadar sudah satu bungkus rokok aku bakar dengan kata dan cerita yang membuat mereka iba. dan saat ini mereka lah yang  seakan ikut menderita.
            Akirnya aku menemukan sebuah lini masa sejarah tanpa darah, bahwa segala luka lara bisa tersampaikan lewat kata dan cerita, tak perduli mereka menanggapinya bagai mana, yang terpenting aku sudah melampiaskan semuanya lewat bicara dan tulis kata.

Duduk melingkar dengan bijaksana
Berbagi cerita dibarengi perasa luka
Ternyata begitu sederhananya bahagia.


(n)
ARANSEMEN
Penyesuaian komposisi musik dengan nomor suara penyanyi atau instrument lain yang didasarkan pada sebuah komposisi yang telah ada sehingga esensi musiknya tidak berubah.

MELISMA
Sekelompok not yang dinyanyikan dalam satu nada.


Pada dasarnya tulisan ini berisikan bagaimana aku menyesuaikan diri dengan keadaan lewat kata dan cerita, dibalik luka yang selama ini mengekang jiwa, perlu dingat bahwa bahagia itu sederhana, tinggal kita yang memainkan nadanya bagaimana.
Continue reading ARANSEMEN MELISMA

Rabu, 14 Agustus 2019

Selamat Ulang Tahun Bapa

Ditiap pilu yang melimpah,
Ku sambut ia dengan pasrah,

Ditiap tawa yang meriah,
Ku syukuri ia dengan tengadah,

Karna ditiap linimasa sejarah,
Ku kan terbayang sesosok ayah,

Pengorbanan yang penuh jeri payah,
ku yakin Akan terus terunggah,

Cinta ku pada suami mamah,
Akan ku pancarkan dengan caraku menterjemah,

Diumurmu yang kini tak muda,
kubayar dengan puisi yang tak seberapa,

Maafkan anakmu yang hanya bisa merangkai kata,
Tapi ini lah pembuktian nyata,

Bahwa Cintaku kepada bapa,
Bukan sekedar angan biasa,


(n)
selmat ulang Tahun Bapa... ♥

Febry Rahmatullah nama ini akan membanggakanmu dikemudian masa... ♥
Continue reading Selamat Ulang Tahun Bapa